Kamis, 12 Agustus 2010
akhlak guru sekumpul
Almarhum Abah Guru KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani saat berobat di Rumah Sakit Budi Mulia Surabaya, kebetulan ketika itu menjelang Idl Fithr. Beliau memanggil salah seorang murid dan menyerahkan uang untuk dibelikan beras dan dibagi sebagai zakat fitrah. Ternyata uang tersebut cukup untuk membeli beberapa kwintal beras, semuanya dibagikan. Tak hanya itu, beliau juga menambahkan uang tunai. Satu hal yang penulis garis bawahi, ketika itu yang menerima bukan hanya dari kalangan Muslim namun juga non Muslim. Hal inilah yang membuat seorang perawat rumah sakit keheranan dan bertanya, “Abah, mereka tidak semuanya Muslim, bagaimana?” Sebuah jawaban bijak bernada tanya keluar dari mulut Abah Guru, ”Bagaimana perasaan hatinya bila melihat temannya menjinjing beras fitrah?”. Beliau menyambungi, ”Inilah bukti bahwa Allah Swt Maha Pemurah dan Rasulullah pemurah”.
==========================================
Diceritakan oleh Tuan Guru Kholilurrahman bin Syekh Salim Ma'ruf pemimpin Pondok Pesantren Darussalam sekarang, ketika pengajian Beliau pada malam Rabu di maskid al-Karomah Martapura bercerita bahwa suatu hari beliau bertemu dengan Guru Sekumpul, beliau berjabat tangan dengan Guru Sekumpul, namun tak dinyana, Guru Sekumpul mencium tangan Beliau. terkejutlah Beliau, dan kata Beliau "aku malu sekali" karena tangan beliau dicium oleh Guru Sekumpul, lalu beliau bertanya kepada Guru Sekumpul :"kenapa jadi pian (sampean) mencium tangan ulun (saya) ?". Dijawab Guru Sekumpul :"ayahmu kan Guru Saya".
Iya, Syekh Salim Ma'ruf adalah salah satu Guru dari Guru Sekumpul.
begitulah penghormatan Guru Sekumpul terhadap guru Beliau, sampai anak2 mereka pun beliau junjung tinggi walaupun beliau sudah menjadi tokoh besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar